Model Penerimaan Teknologi (Technology Acceptance Model, TAM) berakar pada Teori Tindakan yang Dipertimbangkan (Theory of Reasoned Action, TRA) yang dibangun oleh Ajzen dan Fishbein pada tahun 1980. TRA menyatakan bahwa persepsi dan reaksi pengguna TI penting dalam penerimaan teknologi. Model penerimaan teknologi mengukur dan menguraikan sikap serta perilaku pengguna (Davis, 1989).
Suyanto dan Kurniawan (2019) menekankan bahwa Model Penerimaan Teknologi mengungkapkan bahwa keinginan berperilaku merupakan faktor kunci yang mempengaruhi penggunaan nyata suatu sistem. TAM menguraikan bahwa dua faktor primer yang mendorong keinginan ini adalah manfaat yang dirasakan (perceived usefulness) dan kemudahan penggunaan (perceived ease of use). Menurut Davis (1989), manfaat yang dirasakan didefinisikan sebagai keyakinan individu bahwa menggunakan sistem tertentu akan meningkatkan efisiensi kerjanya, sedangkan kemudahan penggunaan diartikan sebagai keyakinan individu bahwa menggunakan sistem tertentu akan membuat mereka terbebas dari usaha yang berat, baik secara fisik maupun mental. TAM menyatakan bahwa keyakinan individu ini berperan penting dalam membentuk sikap mereka terhadap penggunaan sistem. Lebih lanjut, keinginan individu untuk menggunakan sistem berpengaruh pada sikap mereka terhadap evolusi dan penerimaan teknologi, yang pada gilirannya, mempengaruhi keputusan mereka dalam menggunakan teknologi tersebut (Suyanto & Kurniawan, 2019).
TAM dikembangkan untuk meneliti faktor-faktor penentu dalam penggunaan sistem informasi oleh pengguna. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan sistem informasi dipengaruhi oleh minat untuk menggunakan sistem tersebut, minat penggunaan teknologi (behavioral intention) dipengaruhi oleh persepsi tentang kegunaan teknologi (perceived usefulness) dan persepsi tentang kemudahan penggunaan teknologi (perceived ease of use). Sikap terhadap minat penggunaan teknologi (behavioral intention) mempengaruhi niat perilaku seseorang untuk menggunakan teknologi tersebut. Sikap yang positif akan meningkatkan niat untuk menggunakan teknologi secara aktual (Actual system use).
Rahayu (2016) membahas mengenai pro dan kontra yang ada pada Model Penerimaan Teknologi (TAM), yang meliputi:
Kelebihan dari Model Penerimaan Teknologi (TAM):
-
- Model ini didasarkan pada teori yang kuat dan mapan.
- Berbagai studi telah membuktikan keandalan TAM, dengan mayoritas menunjukkan efektivitasnya sebagai model yang tepat.
- TAM dikenal karena kehati-hatiannya, yakni kemampuannya untuk menyajikan validitas dan kesederhanaan.
Kekurangan dari Model Penerimaan Teknologi (TAM):
- TAM tidak dirancang untuk mengatur atau mengendalikan perilaku pengguna.
- Kebanyakan penelitian yang menggunakan TAM terbatas hanya pada satu jenis sistem TI, sehingga cakupannya terbatas.
- Model ini tidak menyediakan gambaran yang lengkap tentang interaksi antar variabel yang ada di dalamnya.
- Informasi yang dihasilkan oleh TAM cenderung bersifat general tentang keinginan dan perilaku pengguna dalam mengadopsi TI.
- Faktor budaya atau perbedaan kultural tidak terakomodasi dalam TAM, padahal ini bisa berpengaruh.
Baca juga artikel lainnya : Program Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) dan Korelasi Peraturannya
Nah, menurut Rich People mengenai pembahasan seputar model penerimaan teknologi, apakah membantu kita untuk masa depan atau merugikan? Silakan berdiskusi di kolom komentar ya! dan Jika Rich People ingin sharing hal lebih banyak jangan ragu untuk berkonsultasi di damirich.id , GRATIS buat kamu yang kepo pengen solusi praktis tanpa ribet. Yuk langsung klik link yang tersedia.
Klik link dibawah ini!